Teori Antrian
Antrian
adalah suatu kejadian yang biasa dalam kehidupan sehari–hari. Antri memiliki
arti sederhana dari menunggu. Kegiatan paling tidak menyenangkan bagi hampir
semua orang di dunia. Konsep antri bukan hanya terjadi pada orang, namun juga
pada barang (misalnya dalam hal proses produksi). Ada beberapa contoh antrian
seperti menunggu di depan loket untuk mendapatkan tiket kereta api atau tiket
bioskop, pada pintu jalan tol, antrian yang panjang pada bank saat nasabah
mengantri di teller untuk melakukan transaksi, pada kasir supermarket saat para
pembeli antri untuk melakukan pembayaran, di tempat cuci mobil saat mobil antri
untuk dicuci dan situasi–situasi yang lain merupakan kejadian yang sering
ditemui. Antrian berarti menunggu giliran untuk mendapatkan pelayanan dari
suatu fasilitas yang terjadi karena kemampuan pelayanan yang tidak mampu
mengimbangi kebutuhan pelayanan.
Antrian
timbul disebabkan oleh kebutuhan akan layanan melebihi kemampuan (kapasitas)
pelayanan atau fasilitas layanan, sehingga pengguna fasilitas yang tiba tidak
bisa segera mendapat layanan disebabkan kesibukan layanan. Pada banyak hal,
tambahan fasilitas pelayanan dapat diberikan untuk mengurangi antrian atau
untuk mencegah timbulnya antrian. Akan tetapi biaya karena memberikan pelayanan
tambahan, akan menimbulkan pengurangan keuntungan mungkin sampai di bawah
tingkat yang dapat diterima. Sebaliknya, sering timbulnya antrian yang panjang
akan mengakibatkan hilangnya pelanggan / nasabah.
Konsep teori antrian
pertama kali ditemukan dan dikembangkan oleh A.K. Erlang, seorang insinyur
Denmark yang bekerja pada perusahaan telepon di Kopenhagen pada tahun 1910.
Berawal dari para operator yang kewalahan pada waktu-waktu yang sibuk sehingga
membuat para penelpon harus menunggu giliran dengan waktu yang cukup lama untuk
mendapatkan pelayanan. Tujuan dari penggunaan teori antrian adalah merancang
fasilitas pelayanan, untuk mengatasi permintaan pelayanan yang berfluktuasi
secara random dan menjaga keseimbangan antara biaya pelayanan dan biaya yang
diperlukan selama antri.
Dalam seluruh sistem antrian, terdapat 4 model
struktur dasar antrian. Keempat model tersebut antara lain:
1.
Single
Channel – Single Phase. Single Channel berarti satu saluran atau satu jalur,
dan Single Phase berarti satu pelayanan. Maksudnya adalah hanya ada satu jalur
yang memasuki sistem pelayanan atau hanya ada satu fasilitas pelayanan yang
diberikan. Sebagai contoh saat kita membeli suatu minuman di toko yang berada
disuatu pusat perbelanjaan dan saat ingin membayar parkir di universitas
gunadarma kampus G.
2.
Single
Channel – Multi Phase. Sama seperti poin nomor satu, bedanya hanya jumlah
pelayanan yang diberikan. Multi Phase berarti ada dua atau lebih pelayanan yang
dilakukan secara berurutan. Sebagai contoh ditempat pencucian mobil didaerah yasmin bogor yang
memiliki beberapa tahapan agar mobil menjadi bersih.
3.
Multi
Channel – Single Phase. Sistem ini terjadi dimana saja dan kapan saja dimana
ada dua atau lebih fasilitas pelayanan yang dialiri oleh aliran tunggal.
Sebagai contoh sebuah tempat belanja di jl. Raya Bogor yang memiliki tempat
kasir banyak (lebih dari satu).
4.
Multi
Channel – Multi Phase. Sistem ini berarti ada beberapa fasilitas pelayanan
dalam banyak jalur atau melalui beberapa tahapan. Setiap sistem-sistem ini
memiliki beberapa fasilitas pelayanan pada setiap tahapannya. Sebagai contoh di
puskesmas mekarsari saat ingin berobat kita harus melewati beberapa tahapan
dimana tempat loket/pembayaran, tempat menunggu dokter untuk diperiksa dan
tempat menebus obat memiliki tempat antrian yang berbeda-beda.
|
Sumber :